Keberadaan Pohon Binjai
Pernah mendengar pohon binjai? Mungkin tak banyak yang mengetahui nama ini. Pohon yang keberadaannya sudah mulai punah ini merupakan cikal bakal nama Kota Binjai.
Karena itu, Pj Wali Kota Binjai Riadil Akhir Lubis dengan masa kerja hanya enam bulan bertekad memperkenalkan dan membangkitkan kembali keberadaan pohon binjai di mata masyarakat luas. Buah binjai atau bahasa ilmiahnya Mangifera Caesia merupakan buah yang masih berkerabat dengan mangga dengan baunya begitu harum dan rasanya manis.
Sejarah mencatat buah binjai berasal dari Kalimantan dan kemudian dikembangkan di daerah lainnya sampai ke mancanegara. Buah binjai menyebar di dataran rendah di bawah 400 meter dari permukaan laut, tahan terhadap genangan air dan sering kali didapati tumbuh di dekat tepi sungai.
Pohon binjai bisa mencapai ketinggian 30-45 meter, memiliki kulit pohon berwarna coklat kelabu, dan beralur-alur. Sejarah mencatat mulanya Kota Binjai tak lepas dari buah lezat ini. Ketika itu ada upacara adat di suatu perkampungan di bawah sebatang pohon binjai yang berada di Sungai Bingai bermuara ke Sungai Wampu.
Singkatnya, sungai itu menjadi jalur transportasi dan perkampungan itu pun berkembang. Dengan landasan itu, mantan Staf Ahli Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam (SDA) dan Keuangan ini ingin memperkenalkan pohon binjai lagi. Sebab tak banyak warga Binjai mengetahui kota ini diambil dari nama pohon yang rindang itu.
Padahal jika diperhatikan seksama, lambang Kota Binjai terlihat pohon rindang yang diapit oleh bunga kapas dan bambu runcing. “Untuk itulah, saya ingin sekali membangkitkan nama itu agar bisa dikenal oleh masyarakat luas, terutama generasi muda. Karena mereka yang akan meneruskan sejarah mulanya nama Kota Binjai diambil,” tutur Riadil kepada KORAN SINDO MEDAN saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
Tidak menunggu lama, Riadil langsung membuat program pembibitan pohon binjai untuk dikembangkan. Bibitnya akan dibagi-bagikan untuk ditanam, baik di setiap sekolah di Kota Binjai, setiap kantor pemerintahan, taman kota, pintu masuk Kota Binjai, dan tempat lainnya. “Insya Allah, kami akan memberikan masing-masing satu pohon agar pohon binjai tersebut bisa terjaga kelestariannya di masa depan,” ujarnya.
Pelestarian pohon binjai secara masif bukan hanya menjaga agar keberadaannya tidak punah, melainkan karena pohon ini memiliki fungsi sangat luas. Pohon ini berfungsi sebagai pohon peneduh dan menjaga kota ini dari pemanasan global. “Kalau kita lihat pohon ini sangat rindang dan batangnya sangat kokoh.
Ini bagus sebagai pohon teduh dan menjaga kota ini terhindar dari polusi udara,” ucapnya. Menjaga kestabilan kota dari tingkat polusi merupakan kota impian. Sebab kota-kota modern yang ada di Jepang dan Eropa sudah membuat kota dengan konsep ramah lingkungan. Kota Binjai harus bisa menjadi kota impian itu, apalagi kota ini merupakan kota satelit.
“Kota Binjai sangat strategis, ini diatur oleh Keputusan PresidenNomor 62 Tahun 2011 tentang Pengolahan Kawasan Binjai, Deliserdang, Karo, yang menjadi kota satelit Medan. Dipastikan kota ini akan menjadi tempat banyak orang bermukim,” ucapnya. Dengan banyak orang bermukim di Binjai, pasti kota ini akan lebih maju pesat seperti Kota Medan.
Ke depannya, Binjai diharapkan bisa menjadi kota strategis secara nasional. “Apalagi ditambah dengan ada pembuatan jalan tol Medan-Binjai-Kualanamu, dipastikan kota ini akan lebih berkembang dari segi perekonomian dan lainnya,” kata Riadil.
Sumber KORAN-SINDO.COM
Karena itu, Pj Wali Kota Binjai Riadil Akhir Lubis dengan masa kerja hanya enam bulan bertekad memperkenalkan dan membangkitkan kembali keberadaan pohon binjai di mata masyarakat luas. Buah binjai atau bahasa ilmiahnya Mangifera Caesia merupakan buah yang masih berkerabat dengan mangga dengan baunya begitu harum dan rasanya manis.
Sejarah mencatat buah binjai berasal dari Kalimantan dan kemudian dikembangkan di daerah lainnya sampai ke mancanegara. Buah binjai menyebar di dataran rendah di bawah 400 meter dari permukaan laut, tahan terhadap genangan air dan sering kali didapati tumbuh di dekat tepi sungai.
Pohon binjai bisa mencapai ketinggian 30-45 meter, memiliki kulit pohon berwarna coklat kelabu, dan beralur-alur. Sejarah mencatat mulanya Kota Binjai tak lepas dari buah lezat ini. Ketika itu ada upacara adat di suatu perkampungan di bawah sebatang pohon binjai yang berada di Sungai Bingai bermuara ke Sungai Wampu.
Singkatnya, sungai itu menjadi jalur transportasi dan perkampungan itu pun berkembang. Dengan landasan itu, mantan Staf Ahli Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam (SDA) dan Keuangan ini ingin memperkenalkan pohon binjai lagi. Sebab tak banyak warga Binjai mengetahui kota ini diambil dari nama pohon yang rindang itu.
Padahal jika diperhatikan seksama, lambang Kota Binjai terlihat pohon rindang yang diapit oleh bunga kapas dan bambu runcing. “Untuk itulah, saya ingin sekali membangkitkan nama itu agar bisa dikenal oleh masyarakat luas, terutama generasi muda. Karena mereka yang akan meneruskan sejarah mulanya nama Kota Binjai diambil,” tutur Riadil kepada KORAN SINDO MEDAN saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
Tidak menunggu lama, Riadil langsung membuat program pembibitan pohon binjai untuk dikembangkan. Bibitnya akan dibagi-bagikan untuk ditanam, baik di setiap sekolah di Kota Binjai, setiap kantor pemerintahan, taman kota, pintu masuk Kota Binjai, dan tempat lainnya. “Insya Allah, kami akan memberikan masing-masing satu pohon agar pohon binjai tersebut bisa terjaga kelestariannya di masa depan,” ujarnya.
Pelestarian pohon binjai secara masif bukan hanya menjaga agar keberadaannya tidak punah, melainkan karena pohon ini memiliki fungsi sangat luas. Pohon ini berfungsi sebagai pohon peneduh dan menjaga kota ini dari pemanasan global. “Kalau kita lihat pohon ini sangat rindang dan batangnya sangat kokoh.
Ini bagus sebagai pohon teduh dan menjaga kota ini terhindar dari polusi udara,” ucapnya. Menjaga kestabilan kota dari tingkat polusi merupakan kota impian. Sebab kota-kota modern yang ada di Jepang dan Eropa sudah membuat kota dengan konsep ramah lingkungan. Kota Binjai harus bisa menjadi kota impian itu, apalagi kota ini merupakan kota satelit.
“Kota Binjai sangat strategis, ini diatur oleh Keputusan PresidenNomor 62 Tahun 2011 tentang Pengolahan Kawasan Binjai, Deliserdang, Karo, yang menjadi kota satelit Medan. Dipastikan kota ini akan menjadi tempat banyak orang bermukim,” ucapnya. Dengan banyak orang bermukim di Binjai, pasti kota ini akan lebih maju pesat seperti Kota Medan.
Ke depannya, Binjai diharapkan bisa menjadi kota strategis secara nasional. “Apalagi ditambah dengan ada pembuatan jalan tol Medan-Binjai-Kualanamu, dipastikan kota ini akan lebih berkembang dari segi perekonomian dan lainnya,” kata Riadil.
Sumber KORAN-SINDO.COM
Komentar
Posting Komentar